Analisa Honda vs Yamaha: Perang Harga Diri / Gengsi Konsumen

Assalamualaikum wr wb…

Selamat sore…

Sebenarnya, AnalisaMotorIndonesia ingin memulai tulisan dari basic atau pokok permasalahan antara Honda dan Yamaha. Namun untuk posting  kali ini akan menyesuaikan dulu dengan kondisi/isu yang lagi hangat   saat ini.

Tulisan ini berjudul Analisa Honda vs Yamaha, dengan pembahasan Perang Harga Diri / Gengsi Konsumen.

Bikin bingung aja ya, apa sih maksudnya? hehe…

Baiklah, mari kita berdiskusi..

Kita mulai pembahasan ini dari titik acuan strategi Honda.

Beberapa bulan terakhir ini, AnalisaMotorIndonesia melihat adanya perubahan arah kebijakan strategi yang sangat sistematis, tertata dan terencana dari AHM. Hal ini sangat berbeda dengan strategi yang mereka gunakan beberapa tahun lalu. Hal ini dapat kita lihat dari langkah yang dilakukan oleh AHM dengan meluncurkan produk PCX 125, CBR 250 dan 150, Spacy, New Blade, Supra FI dan terakhir Vario Techno 125 FI.

Dari segenap produk-produk itu, PCX dan CBR digunakan oleh AHM sebagai proyeksi pembentukan citra pada mindset konsument kalau produk Honda adalah produk yang canggih dan berkualitas. Hal ini merupakan sebuah langkah strategi yang sangat bagus, karena pihak kompetitor terberat, yaitu Yamaha, masih belum terpikirkan akan pentingnya sebuah pencitraan. Dari sini, Honda telah mencitrakan produknya sebagai produk yang sarat teknologi.

 Image

CBR series sebagai penguat citra segment sport

Image

PCX penguat citra segment skutik

Saat itu, Honda telah mulai membangun pencitraan, sementara Yamaha masih dengan produk yang biasa-biasa saja.

Setelah membangun citra, Honda mulai dengan perang penghancuran citra kompetitor dengan serius. Yaitu dimulai dengan Spacy, New Blade dan Supra FI. Pada tahap ini, Honda sudah membangun citra, mengokohkan citranya dan merusak citra kompetitor (Yamaha). Dimana letak mengokohkan citranya? Yaitu dengan berita Spacy sebagai produk global, memiliki banyak fitur, fungsi bagasi dan memberikan kejutan dengan harga yang sangat kompetitif diluar perkiraan para blogger. Demikian dengan New Blade dengan fitur cakram belakangnya dan  supra injeksi, dengan harga yang relatif tetap. Selanjutnya, apa maksud menghancurkan citra kompetitor (Yamaha)? sangat jelas, Honda ingin memojokkan Yamaha dengan memberikan produk yang melimpah fitur, teknologi dan finishing yang lebih rapi dengan harga yang kurang lebih setara dengan harga kompetitor. Hal ini akan membuat / menimbulkan spekulasi di pemikiran konsumen kalau produk Yamaha terasa lebih mahal dan tidak ada nilai lebih.

Sampai disini Honda telah sukses membangun citra, mengokohkan citranya dan merusak citra kompetitor.

Lalu, dimana letak perang harga diri / genngsi konsumennya?

Mungkin AHM telah mempelajari, atau bahkan kita semua pun bisa melihat kalau konsumen Honda dan Yamaha saling membanggakan motor masing-masing. Tak heran banyak munculnya istilah konsumen loyal, para FB(fanboys), konsumen buta merek dan lain sebagainya. Disini yang terjadi adalah perang gengsi. Kita semua tahu, bagi manusia harga diri atau gengsi merupakan suatu hal yang sangat sensitif. Manusia rela bekerja mati-matian demi harga dirinya. Seseorang mau bekerja di sebuah perusahaan walaw diberi gaji kecil namun disana dia merasa lebih beharga. Seseorang merespon dengan lebih baik jika dia dihargai dan dihormati. Seseorang lebih memilih dipecat demi harga dirinya. Seorang biker mau mempertaruhkan keselamatannya saat kebut-kebutan dengan biker lainnya demi menunjukkan kalau motornya lebih cepat dan powerfull. Motor bagi sebagian pemiliknya ibarat istri kedua, yang dirawat dan dijaga dengan baik. 

Jadi, dalam konteks motor ini, pabrikan yang bisa memenangkan hati konsumen dan membuat sebuah produk yang bisa membuat konsumennya merasa lebih keren, lebih pd atau lebih bangga dengan memiliki motornya, pabrikan itulah yang akan menang.

Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Honda dengan kemunculan Vario Techno 125. Motor yang sedikit banyaknya berasal dari pencitraan PCX, keunggulan teknologi, kelebihan fitur, keunggulan dalam hal desain, finishing yang rapi, komsumsi BBM dan lainnya yang kesemuanya itu membuat sebuah citra premium, namun diberi dengan harga yang jauh lebih murah dari kompetitor, membuat sebuah opini dipemikiran konsumen motor ini sangat ideal.

 Image

Vario Techno 125

Kehadiran Vario 125 ini memiliki efek perusak citra kompetitor yang lebih dahsyat dari sebelumnya. menurut AnalisaMotor, dengan Vario 125 ini, Honda ingin memberi kesan bersahabat dengan konsumen, mengerti keinginan konsumen, membuat konsumen yang memakainya merasa bannga, merasa keren atau apapun itu yang semuanya mengarah ke efek psikologis (gengsi) konsumen, dengan harga yang lebih murah, bisa memiliki motor yang terasa mewah.

Pabrikan mana yang memenangi hati konsumen, yang membuat efek psikologis menghargai konsumen, dialah yang menang penjualannya.

Semoga Yamaha tidak terus larut, dan mulai menghadirkan sebuah produk yang bisa membuat pecinta Yamaha puas dan bangga akan motornya. Karena sampai saat ini Yamaha masih pada level produk yang berfungsi sebagai alat berkendara saja,kurang nilai lebih (kecuali New Jupiter MX dan Vixion), yang membuat para pecinta Yamaha merasa haus dan dahaga dengan produk yang berkualitas dan keren dari Yamaha.

Semoga Yamaha semakin bisa mendengar, sudah saatnya Yamaha cepat dan tanggap  membuat produk yang berkelas dan berkualitas bagi penyumbang terbesar pemasukan Yamaha, yaitu konsumen Indonesia.

16 thoughts on “Analisa Honda vs Yamaha: Perang Harga Diri / Gengsi Konsumen

  1. Semoga Yamaha semakin bisa mendengar, sudah saatnya Yamaha cepat dan tanggap membuat produk yang berkelas dan berkualitas bagi penyumbang terbesar pemasukan Yamaha, yaitu konsumen Indonesia.

    SETUJU GAN…..

  2. apa vario 125 injek pakek BBM pertamax.,.,
    denger2 ada yg bilang pakek pertamak klo premium umur vario 125 g akan tahan lama.,.,.
    gmn @analisamotorindonesia

    • thanks mas zahrul.
      Vario 125i dengan kompressi 11:1, maka bbm MINIMAL yang IDEAL harusnya pertamax plus / shell super extra.
      hal ini untuk menjaga keseimbangan antara power dan kebersihan ruang pembakaran.
      kalau tidak ada bbm yang setara pertamax plus, maka minimal harus pertamax.
      jika dipaksa menggunakan premium, maka efek pertama yang dirasa adalah power motor berkurang. selain itu menimbulkan kerak yang tersisa di ruang pembakaran mesin.
      namun AMI(analisamotorindonesia-red) belum bisa mengulas apa pengaruh menggunakan bbm jenis premium terhadap sistem injeksi honda. karena kompressi vario yang tinggi ini berbeda dengan spacy fi dan supra fi yang masih memungkinkan untuk menggunakan premium.
      sangat disarankan untuk tidak menggunakan bbm yang mengandung timbal (premium). Terima kasih telah berkunjung.
      salam.

      • saya pakai vario gen 1, launchingan pertamax ….. dan sejak beli sampai sekarang selalu pertamax / plus. ……. mesin msh halussssss ….. masalah justru di body part yg sdh mulai byk tikusnya …. kriyet2 …. oblak sana sini …..

Tinggalkan komentar